Aceh Sebagai Pintu Gerbang Perdagangan: Mengoptimalkan Peran Strategis Pelabuhan Kreueng Geukueh dan Sabang

Aceh Sebagai Pintu Gerbang Perdagangan: Mengoptimalkan Peran Strategis Pelabuhan Kreueng Geukueh dan Sabang

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp MediaKontras.ID

Oleh: Prof. Dr. Apridar, S.E., M. Si
Dosen FEB-USK dan Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Aceh

Sudah saatnya cara pandang kita terhadap Aceh bergeser dari “daerah paling barat Indonesia” menjadi “pintu gerbang barat Indonesia”. Posisi geografis Aceh yang berada di ujung barat dan langsung berbatasan dengan Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, adalah anugerah strategis yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dua pelabuhan utama di Aceh, Kreueng Geukueh di Aceh Utara dan Sabang di Pulau Weh, menyimpan potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi dan perdagangan internasional.

Pelabuhan Kreueng Geukueh: Raksasa Tertidur di Utara Pelabuhan Kreueng Geukueh merupakan pelabuhan terbesar di Aceh yang secara geografis sangat dekat dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe. Lokasi ini semestinya menjadikan pelabuhan ini sebagai simpul utama logistik, industri, dan ekspor-impor di wilayah barat Sumatera.

Sayangnya, sampai hari ini, pelabuhan ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, potensi ekonomi yang bisa dihasilkan sangat besar. Dengan modernisasi infrastruktur, integrasi dengan kawasan industri, serta promosi perdagangan yang intensif, Kreueng Geukueh bisa menjadi pelabuhan ekspor strategis untuk komoditas lokal seperti hasil pertanian, perikanan, hingga produk industri olahan.

Manfaat ekonomi langsung dari pelabuhan ini antara lain: menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan UMKM berbasis ekspor, mempercepat distribusi barang, dan meningkatkan penerimaan daerah. Jika dikelola secara profesional dan didukung kebijakan yang tepat, Kreueng Geukueh bisa menjadi pelabuhan utama alternatif bagi pelabuhan besar lain seperti Belawan di Medan.

Sabang: Permata Laut Dalam yang Masih Tersembunyi


Sabang memiliki keunggulan sebagai pelabuhan laut dalam (deep sea port) yang dapat disinggahi kapal besar internasional sepanjang tahun. Selain itu, statusnya sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (free trade and free port) merupakan keunggulan kompetitif yang jarang dimiliki daerah lain di Indonesia.

Namun realitasnya, Sabang belum menjadi magnet investasi ataupun pelabuhan utama perdagangan internasional. Padahal, letaknya yang hanya sepelemparan batu dari jalur pelayaran global menjadikan Sabang sangat strategis untuk dikembangkan sebagai hub logistik internasional atau pelabuhan transit.

Sabang juga memiliki potensi besar dari sektor pariwisata. Kedatangan kapal pesiar internasional dan meningkatnya jumlah wisatawan asing bisa didorong lebih jauh jika infrastruktur pelabuhan penumpangnya ditingkatkan. Pariwisata maritim, ekowisata, dan wisata sejarah dapat menjadi sektor andalan yang bersinergi dengan aktivitas pelabuhan.

Momentum Membangun Kekuatan Maritim Aceh

Jika pemerintah serius ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, maka pembangunan pelabuhan-pelabuhan strategis di Aceh harus menjadi prioritas. Aceh tidak bisa terus dipandang sebagai “daerah ujung.” Justru Aceh adalah awal dari peradaban perdagangan Indonesia di barat.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan ke depan antara lain:

Reformasi manajemen pelabuhan dengan pendekatan bisnis modern, melibatkan profesional dan badan usaha pelabuhan yang kompeten.

Pengembangan konektivitas logistik darat dan laut untuk mempercepat arus barang dari dan ke pelabuhan.

Insentif fiskal dan nonfiskal untuk menarik investor dan pelaku usaha menjadikan Sabang dan Kreueng Geukueh sebagai basis ekspor.

Promosi dagang dan diplomasi ekonomi regional yang menyasar pasar Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.

Keberhasilan negara-negara kecil seperti Singapura dan Malaysia dalam mengelola pelabuhan mereka tidak semata-mata karena ukuran atau sumber daya alam, tapi karena visi strategis, konsistensi kebijakan, dan dukungan infrastruktur yang terintegrasi.

Aceh memiliki semua untuk membangun perekonomian yang lebih maju kedepan, tinggal bagaimana kita meletakkan pelabuhan sebagai instrumen utama pembangunan ekonomi, bukan sekadar fasilitas bongkar muat. Dengan mengangkat pelabuhan Kreueng Geukueh dan Sabang sebagai prioritas pembangunan, Aceh bisa menjadi gerbang emas Indonesia di mata dunia.

Tag

error: Content is protected !!