AS Cabut Perlindungan Imigran Venezuela, 250 Ribu Orang Terancam Deportasi

Warga Venezuela yang menyeberang ke Kolombia. (Foto: IOM/Angela Wells)

AS Cabut Perlindungan Imigran Venezuela, 250 Ribu Orang Terancam Deportasi

Warga Venezuela yang menyeberang ke Kolombia. (Foto: IOM/Angela Wells)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp MediaKontras.ID

Nasional, MediaKontras.id |  Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi mencabut Status Perlindungan Sementara (Temporary Protected Status/TPS) bagi warga negara Venezuela. Keputusan ini berpotensi membuat sekitar 250.000 imigran dari negara Amerika Latin tersebut menghadapi ancaman deportasi mulai 10 September mendatang.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), Kristi Noem, dalam pernyataan resminya menegaskan tidak akan memperpanjang perlindungan yang diberikan oleh pemerintahan sebelumnya di era Presiden Joe Biden pada tahun 2021. “Kondisi di Venezuela tidak lagi memenuhi persyaratan hukum untuk TPS dan perpanjangan perlindungan akan bertentangan dengan kepentingan nasional,” ujarnya.

TPS sendiri memberikan izin kerja dan melindungi penerima manfaat dari deportasi. Namun, pemerintahan Trump menilai kebijakan tersebut justru mendorong migrasi ilegal. “Mempertahankan atau memperluas TPS bagi warga Venezuela secara langsung melemahkan upaya pemerintah untuk mengamankan perbatasan selatan dan mengelola migrasi secara efektif,” kata juru bicara Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS (USCIS), Matthew Tragesser.

Keputusan ini muncul setelah pekan lalu Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan menguatkan putusan hakim federal yang menyatakan penghentian TPS bagi sekitar 600.000 warga Venezuela melanggar hukum. Gugatan hukum tersebut mencakup dua kelompok penerima TPS, yakni sekitar 250.000 orang yang memperoleh status pada 2021 dan 350.000 orang yang mendapat perpanjangan pada 2023.

Dengan pencabutan ini, nasib ratusan ribu imigran Venezuela di AS kini berada di ujung tanduk, sementara perdebatan hukum dan politik mengenai kebijakan imigrasi kembali mencuat di Washington.

 

Topik