BERALASKAN kasur yang kumal dan lusuh di lapisi tikar plastik, disitulah terbaring tak berdaya pria paruh baya itu yang tengah bergelut dengan penyakitnya.
Pandangannya kosong menerawang mengitari bilik berukuran 2 x 2 meter itu, bau sengat menusuk hidung, maklum di kamar itu semua aktifitas dilakukannya dalam memerangi penyakit stroke dan patah kakinya.
Jangankan untuk bangun untuk sekedar buang air kecil dan BAB saja dilakukan diatas kasur yang kumal itu. Tubuh yang ringkih serta kulit lengan yang kerut itu pun kini tak berdaya, pikirannya berkutat akan sebuah kesembuhan yang selalu didambakan.
Dia adalah Muhammad Nazaruddin, 51, atau akrab disapa Dedek MJ warga Gampong Birem Puntong, Kecamatan Langsa Baro, yang sedang didera sakit.
Sekira pukul 12.15 wib terdengar suara memberi salam dibalik pintu depan rumah tempat berobatnya yakni di Gampong Birem Keude, Kecamatan Rantau Seulamat, Kabupaten Aceh Timur, Jumat, 17 Januari 2025.
Terkejut tak kepalang dibalik pintu rumah tersebut hadir para punggawa Baitul Mal Kota Langsa dan jajaran stafnya untuk mengunjungi nya.
Suasana pun terlihat hening seketika, kondisi rumah rawat patah itu menjadi saksi bisu bahwa Dedek MJ yang tercatat sebagai warga Gampong Birem Puntong, menjalani perawat patah kaki selama 7 bulan.
Selama itu pula ia terus berbaring menantikan sebuah kesembuhan bagi dirinya yang hanya ditemani oleh keponakannya, maklum ia kini hidup sebatang kara usai kisruh dengan istri dan anak tercintanya.
Kehidupan Dedek MJ kini tergantung pada belas kasih orang lain, jangankan untuk berusaha untuk makan esok hari saja, ia nya belum tahu dari mana.
“Saya sudah 7 bulan berbaring seperti ini, awalnya dulu kena stroke pada bagian kiri, namun masih mampu berjalan, suatu saat saya dibonceng oleh teman menaiki sepeda motor di Langsa, namun saat itu terjatuh dan mengalami patah di bagian paha kiri maka nya dioperasi,” kisah Dedek MJ sembari bergetar bibirnya.
Tidak sampai disitu, karena keterbatasan biaya maka saya putuskan untuk berobat ke patah tulang milik pak Bactiar disini, karena saya tidak punya rumah di Langsa maka saya diperbolehkan tinggal di rumah rawat patah tulang disini.
“Saya sangat salut dan Alhamdulillah kepada pak Bactiar yang sudi menampung dan memberikan pengobatan patah bagi saya,” ucap Dedek MJ sembari mengusap kedua bola matanya yang berlinang air mata.
Dedek MJ yang dulu gagah dan gesit itu seakan tak mampu membendung deraian air matanya saat tim Baitul Mal Kota Langsa datang menjenguknya, seakan asa yang terputus itu kini bangkit lagi menatap masa depan yang penuh harapan baru.
Sembari tidur Dedek MJ banyak menceritakan kisah hidupnya, dari rumah tangga hingga mengalami stroke yang berkepanjangan telah ia lalui dan berakhir pada patah pangkal paha kirinya yang terbaring lunglai.
“Insya Allah saya tegar menerima kenyataan hidup ini, Allah masih sayang terhadap saya,” lirih Dedek MJ dengan suara serak menahan tangisnya.
Sementara itu Pj Wali Kota Langsa, Dr Syaridin SPd, MPd, melalui Sekretaris Baitul Mal Kota Langsa, Juwahir SE didampingi dua staf memberikan tali asih kepada Dedek MJ sebagai bentuk kepedulian atas derita sakit yang dialaminya.
“Kami kemari atas dasar informasi bahwa ada warga Langsa yang sedang sakit selama 7 bulan akibat patah kaki dan stroke,” papar Juwahir.
Hal lain, Baitul Mal Langsa akan terus memberikan tali asih kepada warga Langsa yang mengalami sakit seperti ini, selain tidak mampu bekerja juga kini beliau hidup sebatang kara.
“Intinya kita tetap respect akan derita warga Langsa dan ini adalah bentuk kepedulian yang akan selalu kita kobarkan sebagai badan Baitul Mal Langsa,” ucap Juwahir saat menyerahkan sejumlah uang tunai untuk Dedek MJ siang itu.
Ini lah sekelumit perjalan Dedek MJ yang kini butuh tali asih dari manapun untuk menyambung hidupnya dalam proses kesembuhan, terima kasih para pengobar kebaikan termasuk Baitul Mal Kota Langsa, tugas mulia ini menjadi catatan amal di kemudian hari. Bravo Baitul Mal Langsa semoga….[Rapian]
