Bergandengan di Tengah Derasnya Banjir: Edelweis PNL dan Warga Selamatkan Pasutri di Keude Puntuet

Suasana dramatis penyelamatan pasutri hanyut saat banjir melanda Desa Peuntet. Evakuasi dilakukan oleh tim UKM-PA Edelweis PNL bersama warga dengan kondisi air setinggi dada orang dewasa.

Bergandengan di Tengah Derasnya Banjir: Edelweis PNL dan Warga Selamatkan Pasutri di Keude Puntuet

Suasana dramatis penyelamatan pasutri hanyut saat banjir melanda Desa Peuntet. Evakuasi dilakukan oleh tim UKM-PA Edelweis PNL bersama warga dengan kondisi air setinggi dada orang dewasa.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp MediaKontras.ID

Lhokseumawe, MediaKontras.id | Derasnya banjir yang tiba-tiba melanda permukiman warga di Desa Punteut, Kecamatan Blang Mangat, pada hari Rabu (26/11/2025) menjelang Magrib, berujung pada momen dramatis penyelamatan pasangan suami istri yang hanyut terseret arus. Di tengah mencekamnya situasi, tim evakuasi UKM-PA Edelweis Politeknik Negeri Lhokseumawe bersama warga berhasil mengevakuasi keduanya dalam kondisi selamat.

Air bah setinggi dada orang dewasa serta gelapnya suasana menjelang Magrib membuat pencarian berlangsung sangat menegangkan. Hujan yang terus mengguyur memperburuk jarak pandang dan menambah risiko bagi para relawan.

Sebanyak 10 personel dari UKM-PA Edelweis bergerak cepat melakukan penyisiran, dibantu sekitar lima warga setempat dengan peralatan seadanya. Informasi tentang adanya korban hanyut diterima kurang dari satu jam sebelumnya, memaksa tim mengambil keputusan cepat.

“Saat itu kondisi sangat sulit karena sudah Magrib dan hujan deras, jarak pandang hampir tidak ada. Tapi kami segera melakukan penyisiran karena waktu sangat kritis,” ungkap Zacky, Ketua DPM Politeknik Negeri Lhokseumawe, yang turut mengoordinasi pergerakan relawan kampus.

Setelah hampir satu jam menyisir jalur arus, usaha itu membuahkan hasil. Pasangan suami istri tersebut ditemukan dalam keadaan lemah, saling berpelukan sambil berpegangan pada pohon kelapa untuk bertahan dari derasnya air.

“Alhamdulillah, mereka masih bisa bertahan dengan memeluk batang kelapa. Tanpa itu mungkin arus sudah menyeret lebih jauh,” lanjut Zacky.

Proses evakuasi dilakukan menggunakan boat karet yang didorong melawan arus. Dengan koordinasi ketat, tim akhirnya berhasil menarik keduanya ke tempat aman. Tangis haru dan tepuk tangan pecah ketika keduanya tiba di daratan.

Foto Hasil Tangkapan Layar

 

“Ini bukti bahwa solidaritas dan kekompakan antara mahasiswa dan masyarakat sangat berarti dalam situasi darurat. Malam itu kami bergerak bukan karena tugas formal, tetapi karena panggilan kemanusiaan,” tegas Zacky.

Peristiwa terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, saat banjir tiba-tiba merendam permukiman setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari. Meski suasana sempat panik, saling bahu-membahu menjadi kunci menyelamatkan nyawa.

Di tengah gelap dan derasnya arus, malam itu Peuntet kembali membuktikan bahwa harapan selalu lahir dari kerja bersama.