MediaKontras.id | Gampong Blang Weu Panjoe mengelar acara Rapai Uroeh pada Minggu, 11 Januari 2024, sebagai upaya untuk melestarikan Kesenian Tradisional Aceh.

Acara ini dihadiri oleh masyarakat setempat dan bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar-gampong. Rapai Uroeh, merupakan pertunjukan musik tradisional, yang di mainkan oleh 30 s.d 50 puluh orang lebih menampilkan permainan alat musik dengan cara memukul gendang rapai secara berkelompok dan sering kali disertai dengan dabus.

Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mengenalkan kembali budaya Aceh yang mulai terancam oleh perkembangan teknologi musik modern.

Alat musik tradisional Rapai Uroeh juga sering menjadi pelengkap dalam berbagai adat di hari perayaan HUT di daerah, dan lainnya.


Rapai Uroeh, seni tradisional Aceh, terus melestarikan warisan budaya di Lhokseumawe. Pertunjukan ini melibatkan dua kelompok penabuh yang saling berhadapan, memukuli alat musik rapai dalam bentuk pertandingan.

Sejak 2017, Rapai Uroeh diresmikan sebagai ikon seni budaya kota, dengan ratusan penabuh berpartisipasi dalam acara besar. Pemerintah setempat mendukung upaya pelestarian dan pengakuan internasional untuk seni ini, mirip dengan Tari Saman. Rapai Uroeh tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Aceh

Seperti kita ketahui, Rapai adalah alat musik tradisional Aceh yang berfungsi untuk mengiringi kesenian tradisional yang masih bertahan hingga saat ini.

Pembina Grup Rapai Gampong Blang Weu Panjoe adalah Kepala Camat Blang Mangat Safriadi juga hadir dalam acara tersebut. Ia mengatakan, bahwa ini sangat bagus untuk melestarikan budaya Aceh, dan ajang silahturahmi.

Saat ini Rapai Uroeh menjadi identitas budaya Aceh yang bisa dimainkan oleh semua kalangan masyarakat.