MediaKontras.id | Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Langsa Langsa dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Langsa sepakat bermedsos secara bijak memasuki era digital saat ini.
Kegiatan Academic Partner Batch IV, yang digagas oleh IAIN Langsa dengan mengusung tema “Sinergi Menjaga Umat di Era Digital”, di aula MPU Kota Langsa, Selasa, 11 November 2025.
Didapuk sebagai pemateri pertama Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Langsa, Tgk H Salahuddin Muhammad, S.Ud, MH, mengungkapkan penggunaan digitalisasi wajib memiliki ilmu dalam menghadapi digitalisasi serta menjaga umat yang perlu sinergi.
“Digital sangat membahayakan seperti pisau dan korek bagi anak anak kita. Jika saat menggunakan tidak bijak maka membahayakan seisi rumah,” papar Tgk Salahuddin yang kerab disapa Abati.
Labih lanjut, satu detik dengan digital kita seperti nyawa, setiap yang mudah pasti ada yang sulit. Terkadang kita benci dengan persoalan yang sepele bisa bertele-tele.
Kalau kita tidak bisa memanfaatkan maka kita akan hancur, berita hoax dan maksiat. Apalagi saat ini di Aceh sering kita lihat pakai mana orang buat konten-konten untuk memicu hal-hal yang tidak kita inginkan.
“Kami di dayah-dayah, anak-anak yang belum 7 tahun mondok kami tidak iizinkanmengunakan handphone, maka dalam hal yang kita kuatirkan anak-anak SD kelas 6 sudah pakai hp tugas kita melarangnya,” tutur Abati
Sedangkan pemateri kedua, Rektor IAIN Langsa, Prof Dr. H Ismail Fahmi Arrauf Nasution MA, menegaakan perjuangan ada dua hal yang penting dan menjadi ruh adalah iman dan ilmu.
Sangat kuatir anak-anak tergantung pada handphone yang tidak beraturan dan bebas bermedia sosial. Apabila tidak dibekali iman dan ilmu tunggulah saat kehancuran.
Di kampus ada mata kuliah digitalisasi agar mahasiswa dibekali filter mana yang baik dan buruk penggunaan media sosial. Ada enam ribu lebih mahasiswa saat ini, bahkan ada kelompok tertentu gunakan media sosial menjadi ladang dakwah dan ini yang kita bekali terus.
“Alhamdulillah situs porno kita blokir, penggunaan digitalisasi di kalangan kampus,” terangnya.
IAIN Langsa sangat membekali para mahasiswa penting iman dan ilmu, bila ilmu tidak dibekali iman akan rusak begitu juga Iman yang kuat tidak dibekali dengan ilmu yang kokoh maka akan rapuh.
Masih kata Prof Ismail, merawat akal kita ini kritis, tugas kita bersama ulama mendudukan iman dan ilmu harus kokoh. IAIN Langsa tidak hanya mengajarkan ilmu juga mengajarkan iman dan ahlak bagi para penerus bangsa ini.
“Jangankan anak-anak kita ketergantungan dengan Handphone kita saja sudah bergantung, makanya gunakan handphone dengan baik dan bijak,” terangnya.
Meskipun tugas kami tidak begitu berat seperti ulama, namun ini ikhtiar kecil kami untuk berbuat yang terbaik demi mahasiswa muapun masyarakat Langsa dalam memperoleh pendidikan.
Untuk sesi terakhir Ketua PWI Kota Langsa, Putra Zulfirman, menyatakan meskipun kami tidak bisa berdakwah, namun kami bisa menukilkan sebuah berita dan ini juga termasuk dakwah.
Putra Zulfirman yang piawan membawa suasana dari keteganngan menjadi humoris itu membawakan materi ‘Penguatan Dakwah Lewat Media Digital’.
Menurut nya, era teknologi telah menghantarkan manusia pada taraf hidup canggih. Akan tetapi, teknologi yang berkembang pesat kerap disalahgunakan sehingga menjadi persoalan sosial di tengah masyarakat.
Karenanya, perlu berbagai upaya untuk menjaga kehidupan sosial masyarakat agar tidak terjerat dampak negatif dari dunia digital yang kian merebak.
“Sinergi antara perguruan tinggi, lembaga keumatan seperti MPU dan PWI dapat merumuskan sejumlah strategi, dalam menjaga umat diera digital,” ucapnya.
Adapun langkah yang bisa dilakukan adalah lewat penguatan dakwah melalui media digital, melalui strategi; peningkatan literasi dan etika digital, edukasi kritis melatih umat, terutama generasi muda, untuk berpikir kritis dalam menyaring informasi keagamaan dan membedakan antara informasi yang benar dan hoaks, ujaran kebencian, atau paham radikal.
Lantas, etika bermedia sosial mendorong penggunaan media sosial yang beradab, menggunakan bahasa yang sopan, menghargai privasi orang lain, dan tidak menyebarkan konten yang merugikan. Umat diajarkan untuk lebih baik diam daripada berkata buruk.
Sambung Putra, memahami jejak digital, memberikan pemahaman bahwa setiap aktivitas online meninggalkan jejak digital, sehingga harus digunakan secara bertanggung jawab.
Optimalisasi dakwah dan konten keagamaan berkualitas meliputi pemanfaatan platform digital menggunakan berbagai platform digital (media sosial, podcast, blog, video streaming) untuk menyebarkan pesan kebaikan, dakwah ringan, dan motivasi yang menjangkau audiens lebih luas.
Peningkatan kualitas konten menciptakan konten keagamaan yang berkualitas, relevan, menarik, dan mudah dipahami, serta disesuaikan dengan karakteristik audiens digital (misalnya, generasi milenial dan Gen Z). Dan menjadi “Penjernih” Informasi:
Tokoh agama dan pendidik diharapkan berperan sebagai “penjernih” atau pemverifikasi informasi keagamaan yang beredar di ranah digital.
Sebelumnya Wakil Rektor I, IAIN Langsa, Dr Amiruddin Yahya Azzawy MA, atau yang lebih akrab disapa Dr Emi, mengatakan Academic Partner IV ini sangat penting dilaksanakan bersama dengan MPU dan PWI Langsa.
“Academic Partner IV merupakan gagasan IAIN yang terus akan berkolaborasi dengan MPU dan PWI Langsa sebagai membuka wawasan serta pengalian ilmu,” tandas Dr Emi optimis. [ian]






