MediaKontras.id | Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Ikatan Mahasiswa Olahraga Indonesia (IMORI) Aceh mengutuk kepemimpinan wasit yang memimpin laga antara Persiraja Banda Aceh vs PSPS Riau, dengan skor akhir 0-1.
Sekum DPW IMORI, Bagus Susanto, kepada MediaKontras.id, Rabu, 12 Februari 2025, mengatakan dalam laga kompetisi liga 2 Indonesia yang mempertemukan antara Persiraja Banda Aceh vs PSPS Riau di Stadion Utama Kaharudin Nasution Pekanbaru Riau, kemarin mengalami banyak insiden yang sangat memalukan.
Dalam hal ini, kami melihat adanya kejanggalan yang dimana adanya keberpihakan wasit yang di anggap tidak fair play kepada tim kesebelasan Persiraja Banda Aceh.
Salah satu insiden tersebut ketika dengan jelas pemain nomor punggung 90 yaitu Ramadhan atau biasa di sapa Madon yang secara jelas dan nyata di langgar di kotak pinalti, akan tetapi keputusan wasit mengatakan tidak adanya pelanggaran yang di lakukan oleh pemain PSPS Riau.
Kemudian insiden pengangkatan bendera offside yang di lakukan oleh wasit garis dan secara nyata juga posisi pemain Persiraja yaitu Defri Corfe yang jelas-jelas berada di belakang garis tengah lapangan yang seharusnya itu bersih dari offside, akan tetapi wasit mengangkat bendera offside.
“Mengutuk wasit yang memimpin pertandingan ini untuk di berhentikan sebagai wasit liga Indonesia karena di anggap tidak tegas dalam mengambil keputusan yang jelas-jelas banyak kontroversi nya dan nampaknya pertandingan ini sudah di setting sedemikian rupa,” tegas Bagus.
Kemudian Bagus meminta Ketua Umum PSSI yaitu Erick Tohir dan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk mengusut tuntas adanya dugaan peraturan score yang di lakukan serta meminta pemecatan seluruh wasit yang bertugas dalam pertandingan Persiraja Banda Aceh vs PSPS Riau.
Jika kondisi sepak bola seperti ini maka yang ada akan memalukan yang dimana kita lihat sama-sama para pelatih klub di Indonesia sudah banyak mengeluarkan uang, keringat serta waktu untuk persiapan baik dengan membeli pemain, memikirkan gaji pemain tapi ketika di lapangan semua sudah di atur oleh wasit.
“Jadi apa guna kita membangun kader sepak bola dari usia dini tapi ketika bertanding mereka sudah tau siapa yang menang karena bobroknya kepemimpinan wasit di Indonesia,” tandasnya. [ian]