Lhokseumawe, MediaKontras id | Laporan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Rumah Sakit Umum Arun Kota Lhokseumawe untuk periode Januari hingga Juni 2025 memantik pertanyaan publik terkait skala prioritas alokasi dana. Dokumen yang diperoleh awak media menunjukkan adanya ketimpangan signifikan antara pos anggaran yang besar untuk kegiatan internal atau seremonial, dengan minimnya dana yang dialokasikan untuk program pelayanan langsung ke masyarakat.
Sorotan utama tertuju pada tiga pos pengeluaran terbesar yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Program Kegiatan Paket Ramadan menyedot anggaran tertinggi sebesar Rp 89.122.000. Tak jauh berbeda, program Makanan Pendamping Pasien menelan biaya fantastis Rp 84.000.000, diikuti oleh Ambulance Gratis sebesar Rp54.000.000.
Angka-angka tersebut berbanding terbalik drastis dengan alokasi untuk kegiatan yang bersentuhan langsung dengan warga di tingkat tapak:
- Pemeriksaan Kesehatan Gratis ke Desa-desa hanya dialokasikan sebesar Rp 10.200.000.
- Program pencegahan dan edukasi penyakit juga mendapat porsi sangat kecil, seperti Edukasi Pencegahan Penyakit Ginjal pada Remaja yang hanya Rp 1.600.000.
- Bahkan, kegiatan rutin seperti Program Donor Darah Sedunia tercatat hanya Rp 880.000.
Ketidakseimbangan juga terlihat pada pos lain. Program Becak Gratis tercatat senilai Rp11.720.000, sedangkan Bantuan Korban Kebakaran di Glumpang Sulu hanya mendapatkan alokasi Rp2.650.000.
Ketimpangan alokasi, terutama besarnya dana pada program seperti Paket Ramadan dan Makanan Pendamping Pasien, memicu kritik dari sejumlah kalangan. Mereka menilai pos-pos tersebut cenderung bersifat seremonial atau internal rumah sakit.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Rumah Sakit Umum Arun Kota Lhokseumawe belum memberikan keterangan resmi mengenai pertimbangan di balik alokasi anggaran CSR yang dinilai tidak proporsional tersebut. Publik menantikan klarifikasi detail mengenai program-program yang menelan biaya terbesar tersebut.






