Pembentukan PII di Pasangkayu, PW PII Sulteng laksanakan Training di Ponpes Ashabul Kahfi

Pembentukan PII di Pasangkayu, PW PII Sulteng laksanakan Training di Ponpes Ashabul Kahfi

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp MediaKontras.ID

Sulawesi Barat, MediaKontras.id | Pondok Pesantren Ashabul Kahfi Matra menjadi pusat denyut kaderisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) selama sepekan penuh, terhitung sejak 14 hingga 20 Desember 2025. Dalam suasana yang sarat nilai keislaman dan semangat pengabdian, sebanyak 77 santriwan dan santriwati mengikuti proses pembinaan intensif bertema “Membentuk Kader Islam yang Cinta dan Siap Berkontribusi kepada Agama dan Bangsa.”

 

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Arhamuddin, perwakilan Keluarga Besar PII Sulawesi Barat, bersama pimpinan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasangkayu. Kehadiran tokoh-tokoh PII lintas wilayah turut memperkuat jalannya agenda kaderisasi, di antaranya Ketua PW PII Sulawesi Tengah, Opick Delian Alindra, serta dua instruktur nasional berpengalaman, Fajar Mindalan dan Reza Lamataya.

 

Dukungan penuh juga datang dari pihak pesantren. Zainuddin, selaku Pimpinan Yayasan Ashabul Kahfi Matra yang juga bagian dari Keluarga Besar PII, hadir membersamai peserta. Tak ketinggalan, enam Panitia Khusus dari Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala yakni Cinta Laura, Arus, Zainal, Sakinah, Faradillah, dan Andika—berperan aktif memastikan kegiatan berjalan tertib dan lancar.

Dalam sambutannya, Arhamuddin menyampaikan rasa bangga dan haru saat lagu PII berkumandang di tengah-tengah santri. Ia menuturkan bahwa PII memiliki tempat istimewa dalam perjalanan hidupnya.“PII adalah ruang penggemblengan nilai, tempat belajar tentang tanggung jawab, dan ladang lahirnya kader-kader yang kelak mengabdi untuk umat dan bangsa,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Opick Delian Alindra menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Menurutnya, kader PII harus mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam.“Ilmu akhirat adalah fondasi, tetapi ilmu dunia adalah wasilah. Keduanya harus berjalan seiring untuk membangun negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” jelasnya.

 

Selama pelaksanaan kegiatan, para peserta dibekali materi keislaman, kepemimpinan, wawasan kebangsaan, hingga kesiapsiagaan sosial. Seluruh rangkaian dirancang sebagai proses pembentukan karakter kader yang tangguh, berintegritas, dan siap hadir di tengah masyarakat.

 

Dengan semangat persaudaraan dan idealisme PII, Pondok Pesantren Ashabul Kahfi Matra kembali menorehkan peran pentingnya sebagai ruang lahirnya generasi pelanjut perjuangan – generasi yang diharapkan mampu menyalakan cahaya peradaban Islam dan Indonesia di masa depan.