MediaKontras.id | Perdamaian Aceh ini bukan warisan melainkan hasil dari perjuangan para Syuhada, oleh karenanya kita semua berkewajiban untuk terus menjaga dan merawatnya.
Demikian Basyaruddin ST, SH, menyampaikan hal tersebut pada seminar yang digagas oleh Jaringan Aneuk Syuhada (JASA) dengan mengusung tema “Peran Pemuda Aceh dalam menjaga perdamaian Aceh menuju Aceh yang sejahtera dan bermartabat serta mendukung Asta Cita”, di Gedung KNPI Kota Langsa, Senin, 20 Oktober 2025.
Masih katanya, banyak cucuran darah bahkan nyawa para syuhada Aceh yang meninggal dalam mewujudkan perdamaian ini, makanya kaula muda wajib menjaga perdamaian serta merawatnya.
“Kewajiban kita semua untuk terus menjaga serta merawat perdamaian ini dengan ide berlian dan inovasi yang baik,” tegas Basyaruddin yang juga Sekretaris DPD KNPI Kota Langsa itu.
Sementara itu pemateri lainnya, Ustadz Dr Zulkarnain MA, menyatakan sejarah perdamaian Aceh yang cukup panjang telah terlewati, sehingga pada puncaknya di tanggal 15 Agustus 2005 kesepakatan perdamaian itu terjadi di Helsinki dengan inisiasi para tokoh Aceh dan pemerintah pusat.
Persoalan hari ini Gubernur Aceh telah melaksanakan pembangunan agar terjadinya kesejahteraan warga Aceh dengan melibatkan para pengusaha Aceh mau memberikan kontribusinya buat Aceh untuk masa yang akan datang.
Selain itu juga Ustadz, Zulkarnain menyinggung terkait Asta Cita, maka Gubernur Aceh melakukan ekonomi green yang berkesinambungan.
“Tugas kita saat ini harus dan berkewajiban menjaga perdamaian ini dengan baik, banyak sudah pengorbanan para Syuhada kita yang musti diingat,” pinta Ustadz Zulkarnain.
Senada tokoh muda Langsa, Bustami Adoe, menyampaikan juga bahwa dengan seminar ini tentunya membangkitkan semangat para pemuda untuk berkreativitas di Aceh dengan adanya perdamaian yang hakiki.
Berharap juga kita ini bagian kontrol dari pemerintah untuk dapat mewujudkan visi misi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
“Tujuan seminar ini membentuk kesadaran masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, karena banyak sekali pihak-pihak yang tidak ingin Aceh lebih maju, Aceh lebih sejahtera,” urai Bustami.
Oleh karenanya kita terus melawan mereka, kerena masih ada para pihak yang tidak ingin perdamaian ini terjadi di Aceh.
Lain hal, saat ini kepemimpian, H Muzakir Manaf, berkeyakinan dapat membawa Aceh yang lebih baik dengan upaya beliau mengundang para investor dan tokoh Aceh untuk menjelaskan langkah dan strategis membawa Aceh lebih baik.
Sebelumnya, Ketua Panitia Syahputra ST, yang juga Wakil Ketua DPW JASA Kota Langsa, menyatakan kami termotivasi dengan kegiatan ini dan merasakan proses konflik yang terjadi di Aceh bahkan ayah kami belum diketemukan dan hal ini tidak ingin terulang kembali dan cukup dikenang.
“Kami ingin merangkut semua pemuda beserta tokoh-tokoh yuk kita merawat perdamaian Aceh ini dan mendorong pemerintah pusat dan pemerintah Aceh untuk menyegerakan butir-butir kesepakatan MoU Helainki untuk dapat segera dijalankan di Pemerintah Aceh agar perdamaian ini terwujud dengan sempurna,” tukasnya.
Sedangkan peserta yang hadir sekitar 100 dari berbagai perwakilan, tokoh, dan dari kalangan mahasiswa baik Universitas Samudra maupun IAIN Langsa dalam balutan kompak dan menyatu kuam Gen-Z yang berakhir dengan pembacaan fakta integritas pemuda Langsa. [ian].