Mediakontras.Id — Langsa | Persatuan Remaja Masjid (PRIMA) Kota Langsa menanggapi putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Banda Aceh yang mengabulkan gugatan dan membatalkan Surat Keputusan (SK) pemberhentian Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) IAIN Langsa.

Dalam pernyataan resminya, Wakil Ketua II PRIMA DMI Kota Langsa, Suhada Deyandi, menilai bahwa putusan ini menjadi sinyal penting bagi seluruh civitas akademika untuk menjunjung tinggi asas keadilan, transparansi, dan etika dalam setiap pengambilan keputusan.

“Kampus sebagai institusi pendidikan seharusnya menjadi contoh dalam menegakkan nilai-nilai kejujuran dan profesionalitas. Proses pemberhentian yang terbukti tidak sesuai prosedur mencederai prinsip tata kelola yang baik dan berdampak pada kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan itu sendiri,” tegasnya.

PRIMA Kota Langsa mendorong agar pihak internal kampus menjadikan kejadian ini sebagai bahan introspeksi, sekaligus memperkuat mekanisme evaluasi internal. Tujuannya, agar tidak lagi ada keputusan sepihak yang dapat merugikan individu maupun lembaga.

Suhada juga menyampaikan pandangannya bahwa Rektor IAIN Langsa adalah sosok cerdas dan visioner yang telah membawa banyak perubahan positif di kampus. Karena itu, ia berharap Rektor tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang ingin memperkeruh suasana atau memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi.

“Langkah hukum yang ditempuh dan dimenangkan oleh pihak yang diberhentikan membuktikan bahwa supremasi hukum harus dihormati oleh semua kalangan. Kami percaya, dengan kebijaksanaan Rektor, peristiwa ini dapat menjadi titik balik untuk mempererat kembali persatuan di kampus,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada 7 Agustus 2025, PTUN Banda Aceh memutuskan membatalkan SK Rektor IAIN Langsa Nomor 951 Tahun 2024 tentang pemberhentian Ketua Prodi SPI, dan memerintahkan pengembalian jabatan Dr. Muslem, MA, hingga akhir masa jabatan 2023–2027.[*]