Di Balik Senyum yang Lelah, Warga Sawang Menanti Pulihnya Raga
Aceh Utara, MediaKontras.id | Sebulan telah berlalu sejak air bah merendam pemukiman di Aceh Utara, namun sisa-sisa bencana itu belum benar-benar pergi. Di Desa Glee Dagang, Kecamatan Sawang, deru air mungkin sudah surut, namun bagi warga setempat, perjuangan baru justru dimulai perjuangan melawan rasa sakit di tubuh mereka sendiri.
Pagi itu, di tengah udara yang masih terasa lembap, tim Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh (FK Unimal) hadir membawa harapan melalui layanan mobile clinic. Mereka datang bukan sekadar sebagai penyedia obat, melainkan sebagai kawan bagi warga yang merasa ditinggalkan oleh keadaan.
Batuk yang Tak Kunjung Reda dan Kulit yang Meradang. Di meja pemeriksaan, keluhan yang muncul serupa seperti paduan suara yang sedih. Batuk berkepanjangan, napas yang terasa berat, dan gatal-gatal di kulit menjadi beban keseharian warga.
Para dokter mengidentifikasi tingginya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan gangguan kulit. Keduanya adalah “hadiah pahit” dari lingkungan pascabanjir yang kotor dan udara yang tidak lagi sehat. Di balik gejala klinis tersebut, tersimpan keletihan fisik yang luar biasa dan tekanan psikologis setelah harta benda mereka terendam air beberapa waktu lalu.
“Bukan hanya fisik yang lelah, tapi daya tahan tubuh warga memang sedang di titik terendah. Kelembapan tinggi dan air yang tercemar lumpur menjadi tantangan nyata bagi mereka setiap harinya,” ungkap salah satu tim medis di lapangan. Pada hari Jumat, (26/12).
Lebih dari Sekadar Pengobatan, Kehadiran tim FK Unimal yang terdiri dari dosen, dokter muda, hingga alumni, menjadi oase di tengah terbatasnya akses kesehatan pascabencana. Mereka tidak hanya memberikan resep, tetapi juga memberikan sentuhan kemanusiaan melalui edukasi.
Warga diajarkan cara menjaga kebersihan diri di tengah keterbatasan air bersih dan cara mengenali tanda-tanda awal penyakit agar tidak semakin parah. Bagi warga Glee Dagang, edukasi ini adalah bekal untuk bertahan hidup di masa pemulihan yang masih panjang.
Kegiatan di Sawang ini menjadi pengingat penting bagi kita semua bahwa pemulihan sebuah daerah pascabencana tidak selesai hanya dengan memperbaiki jembatan yang putus atau jalan yang rusak.
Kesehatan manusia adalah fondasi utama pemulihan. Langkah FK Unimal menegaskan bahwa di balik setiap data statistik penyakit, ada wajah-wajah ayah, ibu, dan anak-anak yang rindu untuk kembali sehat dan bekerja tanpa gangguan batuk maupun perih di kulit. Melalui tangan-tangan medis ini, pesan itu tersampaikan dengan jelas Masyarakat Sawang tidak sendirian menghadapi sisa bencana ini.






