Lhokseumawe | MediaKontras.id – Isu kekerasan seksual kembali mengemuka lewat Mimbar Bebas Tika Beut Episode 27 yang digelar oleh Komunitas Tika Beut Dibawah Rindangnya Pohon (DPR) FUAD IAIN Lhokseumawe.

Mengusung tema “Kekerasan Seksual, Luka Batin Bagi Generasi Emas”, forum ini menjadi ruang terbuka bagi publik untuk membedah isu yang sering dibungkam: kekerasan seksual dan inses dalam keluarga.

Acara ini menghadirkan Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag, dosen UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe yang dikenal vokal dalam advokasi hak-hak perempuan dan anak.

“Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, oleh siapa saja, bahkan orang yang paling kita percaya,” tegas Dr. Syarifah dalam mematik diskusi.

Ia menyoroti kasus inses yang kian marak namun sering disembunyikan atas nama aib keluarga. Menurutnya, sikap diam dan budaya tutup mulut hanya akan memberi ruang bagi pelaku untuk terus mengulangi perbuatannya.

“Kalau kamu melihat tanda-tanda kekerasan, jangan diam. Korban butuh dukungan, dan pelaku harus dihentikan,” ujarnya lantang.

Mimbar Bebas ini bukan sekadar diskusi, tapi menjadi ruang aman bagi anak muda dan masyarakat untuk bersuara, mengkritik, dan menciptakan perubahan.

Dengan mengusung semangat “Berpikir Bebas, Berkreativitas Tanpa Batas”, Tika Beut terus mendorong kesadaran kolektif terhadap isu-isu sosial, termasuk luka batin akibat kekerasan seksual yang mengancam generasi masa depan.