Aceh Jadi Contoh Praktik Baik Penanganan Pengungsi, JRS Gelar Diskusi di Lhokseumawe

JRS Indonesia Gelar Diskusi Publik, bertempat di Caffe Platinum Room, Desa Kuta Blang, Kec. Banda Sakti. Pada hari Kamis, (13/Nov/2025).

Aceh Jadi Contoh Praktik Baik Penanganan Pengungsi, JRS Gelar Diskusi di Lhokseumawe

JRS Indonesia Gelar Diskusi Publik, bertempat di Caffe Platinum Room, Desa Kuta Blang, Kec. Banda Sakti. Pada hari Kamis, (13/Nov/2025).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp MediaKontras.ID

Lhokseumawe, MediaKontras.id | Yayasan Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia bekerja sama dengan Solidaritas Aksi Peduli Foundation, MER-C, dan YKMI menggelar Diskusi Publik bertema “Pengungsi Luar Negeri di Aceh: Sejarah dan Praktik Baik Penanganan” di Open Room gelar Caffe Platinum Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Kamis (13/11/2025).

Acara yang dihadiri berbagai organisasi kepemudaan (OKP) dari Lhokseumawe – Aceh Utara dan Mahasiswa, ini menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan akademisi dan pemerintah daerah.

Dalam sambutannya, Dr. Faisal, salah satu penyusun Qanun Pengungsi Aceh dan SOP Penanganan Pengungsi, menekankan pentingnya dasar hukum yang kuat dalam penanganan pengungsi luar negeri di Aceh.

“Ketika para pengungsi datang, termasuk wanita hamil, anak-anak, dan orang tua, kita tidak bisa menolak. Tapi kita juga harus memiliki aturan yang konkret agar penanganannya sesuai hukum,” ujar Dr. Faisal.

Ia menambahkan, nilai kemanusiaan dan adat Aceh harus menjadi pijakan dalam setiap kebijakan.

“Kemuliaan kami sebagai orang Aceh adalah ketika ada tamu datang, kami wajib memuliakannya tanpa melihat siapa mereka. Itulah nilai yang harus terus kita pegang,” tambahnya.

 Dosen Hukum Unimal Lhokseumawe Dr. Faisal, Membuka Acara Diskusi Publik, Pengusi Luar Negeri di Aceh dengan Tema Sejarah dan Praktek Baik Penanganan, Bertempat Room Caffe Platinum, pada hari Kamis, (13/Nov/2025).

Turut hadir sebagai narasumber Dr. Malahayati dari Universitas Malikussaleh (Unimal) dan Asisten I Pemerintah Kota Lhokseumawe, Muksalminal, mereka menyoroti pentingnya koordinasi lintas lembaga serta keterlibatan masyarakat dalam memastikan pemenuhan hak-hak dasar para pengungsi.

Suasana acara berlangsung penuh haru, terutama saat pemutaran video yang menampilkan kisah nyata perjalanan para pengungsi dari berbagai negara yang pernah singgah di Aceh. Tayangan itu menghadirkan refleksi mendalam tentang nilai kemanusiaan dan solidaritas.

Sekilas Tentang JRS Indonesia

Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia merupakan karya Serikat Yesus di bidang kemanusiaan, dengan slogan “Menemani, Melayani, Membela.”

Lembaga ini berfokus pada pelayanan bagi pengungsi baik dari luar negeri maupun korban bencana dan konflik di dalam negeri melalui program psikososial dan pendidikan, bantuan tanggap darurat, manajemen kasus, serta pemberdayaan komunitas.

Melalui kegiatan ini, JRS bersama mitra kemanusiaan di Aceh berupaya memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga sosial agar penanganan pengungsi berjalan manusiawi, berkeadilan, dan selaras dengan nilai-nilai lokal.