Mulia, Kepsek SDN Pante Kera Tunjukan Aksi Heroik Antarkan Bantuan Banjir Desa Terpencil

Tampak bangunan SDN Pante Kera yang hancur luluh-lantak dihantam terjangan banjir bandang beberapa waktu lalu di Gampong Pante Kera salah satu desa terpencil di Kecamatan Simpang Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur. Foto/dok kiriman Mulia.

Mulia, Kepsek SDN Pante Kera Tunjukan Aksi Heroik Antarkan Bantuan Banjir Desa Terpencil

Tampak bangunan SDN Pante Kera yang hancur luluh-lantak dihantam terjangan banjir bandang beberapa waktu lalu di Gampong Pante Kera salah satu desa terpencil di Kecamatan Simpang Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur. Foto/dok kiriman Mulia.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp MediaKontras.ID

MediaKontras.id | Pagi itu sumbarat fajar terlihat di ufuk timur hantarkan hangat seantero jagad, menyelisik heningan embun pagi tak gentarkan langkah kecil dalam misi kemanusiaan.

Menderu mesin boat membelah arus sungai Tamiang. Tiga tenaga pendidik mengarungi sungai dengan membawa  logistik untuk korban banjir bandang, di Gampong Pante Kera dan Batu Sumbang yang salah satu desa terpencil di Kecamatan Simpang Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.

Sang heroik itu adalah Plt. Kepsek SDN Pante Kera, Mulia Risa SP.d, bersama M. Raihan dan Nur Subhan tergerak hatinya untuk membantu warga di sana. Setelah berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp10 juta. Mereka bertiga nekat menyuplai logistik melawan derasnya arus hulu sungai Tamiang ditengah belantara pada Rabu 10 Desember 2025 lalu.

“Saya bersama dua orang guru lainnya    menyuplai logistik ke masyarakat di tempat saya mengajar,” papar Mulia, Minggu, 14 Desember 2025 kepada MediaKontras.id.

Berjibaku dengan alam pasca banjir, tumpukan kayu dengan ukuran dua meter dan panjang 10 hingga 15 meter menjadi aral melintang ketika Mulia bersama timnya tetap gigih mengantar logistik di daerah terisolir.

Bantuan yang di bawa, beras 150 kg, telor 20 papan, minyak goreng 40 kg, mie instan 20 dus serta rempah rempah seperti bawang, cabai dan lainnya.

Bergelut dengan lumpur, tak membuat Mulia berkeluh kesah. Semangat membara membantu warga terdampak  banjir sebanyak 150 Kepala Keluarga di sekitar sekolah yang di pimpinnya, seolah bak pejuang kemanusiaan sejati  tanpa lelah.

“Tergugah hati kami untuk membantu warga yang dampak banjir, meski bantuan dari pemerintah sudah di suplai melalui udara dan jalur sungai,” ungkap Mulia sembari menarik napasnya.

Kendati sebelumnya telah mendapatkan bantuan dari pemerintah, Namun menurut Mulia kebutuhan sembako masih belum terpenuhi secara menyeluruh.

“Mereka sangat berterima kasih kepada kami telah mengantarkan logistik untuk kebutuhan sehari – hari,” kata Mulia.

Banjir di Gampong Pante Kera dan Batu Sumbang, menurut laporan Mulia telah menyapu rumah penduduk sekitar 90 persen. Namun tidak ada korban jiwa, hanya harta benda yang hilang  terbawa derasnya arus banjir bandang kala itu.

“Sekarang ini sisa dari puing – puing rumah di kumpulkan di buat gubuk sebagian besar dihuni oleh masyarakat korban banjir,” papar Mulia.

Selanjutnya kata Mulia, bantuan logistik tahap ke dua akan diantar pada Kamis 18 Desember 2025 melalui jalur yang sama.

“Bantuan tahap kedua tersebut berasa dari Bandung, mohon doanya agar kami selamat sampai tujuan,” tutur Mulia optimis dalam misi kemanusiaan tahap pertama.

Sedangkan asa, Mulia pun kian berkecamuk ketika melihat sekolah nya sebagai tempat pengabdian sang cekgu itu dalam mendedikasikan pengabdiannya kini telah luluh lantak dihantam terjangan banjir bandang itu.

Kondisi kekinian SDN Pante Kera memiliki ruang belajar tiga, rumah dinas empat, internet dari Kominfo, smart board dan buku perpustakaan kini tinggal kenangan habis disapu dahsyatnya banjir bandang yang merendam sekolah itu hingga atap sekolah.

“Sekolah itu awalnya non fasilitas dan ketika dipercayakan saya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) kita coba upayakan mendapatkan bantuan dari Pemerintah Aceh Timur, namun kini hilang tak berbekas dan desa itupun kini bagaikan tak bertuan,” tukas Mulia dengan tatapan kosong. [Rapian]