Opini: Muharram Lebih dari Sekadar Pergantian Angka

Opini: Muharram Lebih dari Sekadar Pergantian Angka

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp MediaKontras.ID

Oleh: Hadini Salsabila Sambas
(Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe).

Setiap tahunnya, kalender berganti, dan bagi umat Muslim, 1 Muharram menjadi penanda dimulainya Tahun Baru Hijriah. Namun, apakah 1 Muharram sekadar pergantian angka di kalender? Tentu tidak. Ia adalah momentum spiritual, titik awal harapan, sekaligus cermin refleksi atas perjalanan hidup dan keimanan kita.

Secara historis, 1 Muharram menandai peristiwa agung: hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Bukan pelarian, tetapi sebuah langkah strategis yang penuh keberanian, pengorbanan, dan visi masa depan. Nabi meninggalkan kampung halaman, sanak saudara, serta kenyamanan demi menegakkan kebenaran dan membangun peradaban baru yang adil dan beradab.

Dari peristiwa hijrah tersebut, kita belajar bahwa setiap perubahan besar selalu dimulai dari niat yang tulus, dan sering kali memerlukan pengorbanan. Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang serba cepat, 1 Muharram mengajak kita untuk berhenti sejenak, bermuhasabah, dan mengevaluasi perjalanan hidup kita. Sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya? Apakah target spiritual dan sosial telah tercapai? Atau justru kita tersesat dalam rutinitas tanpa makna?

Momen ini bukan sekadar seremonial, melainkan panggilan untuk memperbarui niat, memperbaiki diri, dan menata kembali arah hidup. Semangat hijrah adalah semangat perubahan, keteguhan, dan optimisme dalam menghadapi tantangan. Nabi dan para sahabat tak pernah menyerah, meski menghadapi tekanan dan kesulitan. Mereka terus melangkah, berjuang, dan beradaptasi demi cita-cita luhur.

Kini, semangat itu tetap relevan. Tahun baru akan selalu membawa tantangan baru. Namun dengan semangat hijrah, kita diajak untuk memaknai setiap rintangan sebagai peluang pertumbuhan.

Hijrah hari ini bisa berarti beranjak dari kebiasaan buruk menuju kebaikan, dari kemalasan menuju produktivitas, atau dari sikap individualis menuju kepedulian sosial.

Mari kita jadikan 1 Muharram sebagai awal dari lembaran baru. Awal untuk lebih mendekat kepada Allah, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan menebar kebermanfaatan dalam kehidupan. Karena hakikat 1 Muharram bukan pada perayaannya, tetapi sejauh mana kita mampu meneladani semangat hijrah dalam setiap aspek hidup kita.

Tag

error: Content is protected !!