MediaKontras.id | Tanggul nyaris jebol yang diakibatkan erosi terjadi di Krueng (sungai –red) Langsa sekitar 100 meter lebih di Dusun Timbangan, Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota, yang mengancam ratusan pemukiman warga apabila tidak cepat dilakukan tanggap darurat oleh pihak pemerintah yang berakibat fatal nantinya, Senin, 3 November 2025.
Pantauan di lapangan erosi (proses pengikisan material dari tepi dan dasar sungai oleh aliran air, yang menyebabkan sungai menjadi lebih dalam dan lebar —red) yang terjadi di sekitaran Taman Krueng Langsa itu menimbulkan kekuatiran warga setempat.
Bahkan beberapa hari lalu seorang bocah juga terjatuh di areal erosi tersebut ketika melintas dan beruntung tidak terjadi korban, hanya luka-luka saja dan kondisi ini bila tidak cepat ada penanggulangan maka keberlangsungan warga setempat terancam terkena banjir kiriman dari Krueng Langsa.
Selain itu kondisi kikisan dari dinding Krueng Langsa kian menjorok ke badan jalan yang dibuat dari cor-coran semen dan nyaris putus pada tengahnya yang menimbulkan kuatir warga yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) Krueng Langsa.
Bahkan akses jalan yang semestinya sekitar 2 meter kini tinggal setengah meter dan jalan tersebut telah di blokir oleh warga agar tidak dilalui oleh warga di kuatir kan akan ambrol atau jatuh di dasar sungai.
Menurut keterangan Kasie Pemerintahan, Gampong Teungoh, Muklis, menyatakan ada sekitar 250 Kepala Keluarga (KK) atau seribuan warga yang tinggal atau langsung berhadapan dengan erosi ini dan mereka melaporkan kuatir bila turun hujan akan jebol tanggul penahan air tersebut.
“Kami selaku warga meminta agar segera di atasi erosi ini agar nantinya tidak ada korban jiwa kedepannya dan kondisinya sangat urgen,” ungkap Muklis.
Masih katanya, sebelumnya sudah pernah di pasang trocok penahan air agar tidak mengikis pada dinding tanggul, namun kini trocok dari pohon kelapa tersebut pun telah hancur di hantam arus sungai, oleh karenanya butuh tanggap darurat untuk membuat tanggul dimaksud.
“Mohon pihak Pemerintah Aceh dan Pemerintah Daerah mempertimbangkan dan segera memperbaiki kondisi erosi yang mengakibatkan tanggul nyaris putus,” pinta Muklis yang diaminkan sejumlah warga setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Langsa, Muharram MSi, didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Langsa, Nursal Saputra SSTP, MAP, di lokasi menyatakan terkait erosi pada Krueng Langsa ini merupakan kewenangan pihak Provinsi Aceh.
“Kewenangannya untuk memperbaiki dan mengalokasikan anggaran penanganan tebing di sepanjang bantaran Krueng Langsa adalah Provinsi Aceh,” jelas Muharram.
Lebih lanjut, bahwa lokasi erosi pada tanggul di Gampong Teungoh ini sudah dilakukan penanganan tanggap darurat dua tahun yang lalu oleh Dinas PUPR bersama dengan BPBD Kota Langsa, tetapi hingga saat ini bahwa belum adanya reaksi dari Pemerintah Aceh.
Namun demikian, maka di tahun 2026 Pemerintah Kota Langsa sudah menganggarkan 3 Miliar, tapi dengan kondisi darurat seperti ini kita akan menerapkan penanganan darurat dalam waktu segera.
Muharram juga berharap juga Pemerintah Provinsi Aceh untuk turun melihat karena ini sudah sangat krusial dan kalau sempat meledak atau jebol tanggul maka Kota Langsa banjir, dan banjir kiriman dari sungai Langsa ini terbilang besar apalagi saat ini musim hujan.
“Kalau tanggul hancur dan air akan menggenangi Kota Langsa khususnya di wilayah perkotaan secara menyeluruh,” ungkapnya.
Sedangkan untuk pelaksanaan fisik dan permanen oleh Pemko Langsa akan dilakuakn di tahun 2026, “Tetapi mengingat dari kondisi yang sudah sangat darurat maka kita akan melaksanakan segera untuk penanganan,” tandas Muharram.
Selain aparatur gampong, Bhabinkamtibmas, Kabid BPBD, Marjoni serta tim Tagana berada di lokasi untuk melihat secara dekat kondisi tanggul yang nyaris putus akibat erosi pada bantaran aliran sungai tersebut yang sangat urgen. [ian]






