MediaKontras.id | Tak semua komunitas motor dirayakan dengan suara knalpot dan konvoi besar-besaran. Bagi Wet-Wet Aceh, ulang tahun ke-1 justru dirayakan dengan doa, silaturahmi, dan semangat persaudaraan.
Bertempat di Restu Kupi, Kota Langsa, Sabtu, 1 November 2025, para anggota Wet-Wet Aceh berkumpul untuk mengingat perjalanan satu tahun komunitas yang kini dikenal karena kekompakan dan kedisiplinannya di jalan.
— Dari Doa, Touring, hingga Kari Bebek —
Acara dimulai dengan doa bersama dan peusijuk anggota yang akan berangkat umrah simbol harapan agar setiap perjalanan diberkahi.
Setelah itu, puluhan motor menyalakan mesin dengan rapi, bersiap untuk Tour The City-Ride of Brotherhood.
Rute mereka bukan sembarangan dari mulai Restu Kupi, Pendopo Wali Kota Langsa, Hutan Kota, Taman Hutan Raya, Masjid Hanura, lalu kembali ke Restu Kupi. Setiap persinggahan jadi momen untuk foto, sapa warga, dan berbagi cerita.
“Touring ini bukan soal kecepatan, tapi tentang kebersamaan. Kita ingin dikenal bukan karena bisingnya motor, tapi karena adab dan rasa persaudaraan,” ujar Ketua Komunitas Wet-Wet Aceh, dr. Donny Mulizar.
–Touring Aman, Bermartabat, dan Penuh Makna —
Road Captain Teruna Ilham memimpin konvoi dengan ketat tapi santai.
Semua peserta diwajibkan memakai helm SNI, spion lengkap, dan rompi komunitas.
“Gas boleh, tapi adab tetap nomor satu. Kita bawa nama komunitas, dan itu tanggung jawab,” tegasnya di sela briefing sebelum berangkat.
Bahkan di jalan, masyarakat ikut melambaikan tangan ketika barisan motor lewat dengan tertib, pemandangan langka yang membuktikan bahwa bikers juga bisa tampil sopan dan beretika.
— Kari Bebek, Tumpeng, dan Persaudaraan —
Usai touring, seluruh peserta berkumpul di Restu Kupi untuk makan siang dengan menu khas Aceh, Kari Bebek Masak Aceh.
Suasana penuh tawa dan keakraban, seolah tidak ada jarak antara sesama komunitas.
Ketua Panitia Iskandar menyampaikan rasa syukur atas kerja keras seluruh anggota.
“Semua ikut bantu, semua terlibat. Kita buktikan bahwa kebersamaan itu bukan slogan, tapi budaya di Wet-Wet Aceh,” ujarnya.
Di momen puncak, dilakukan pemotongan tumpeng dan penyerahan piagam penghargaan untuk para ketua komunitas motor se-Kota Langsa.
Salah satunya, Teuku Faisal dari Scooter Enjoy Langsa Club (SEL’C), memberikan apresiasi hangat.
“Wet-Wet Aceh punya semangat berbeda. Mereka nggak cuma solid, tapi juga sopan dan peduli. Ini komunitas yang layak jadi contoh,” ungkapnya.
— Satu Tahun, Satu Pesan —
Acara ditutup dengan doa bersama dan foto akbar seluruh peserta.
Semua berdiri berdampingan, tanpa melihat jenis motor atau logo di rompi.
“Wet-Wet Aceh lahir dari semangat persaudaraan. Satu tahun ini baru awal dan kita siap gas lagi, dengan adab dan kebersamaan,” tutup Donny Mulizar dengan senyum bangga.
Karena pada akhirnya, touring bukan tentang siapa paling cepat, tapi siapa yang paling peduli di jalan. Semoga !






