MediaKontras.id | Hari Buruh Sedunia yang diperingati tanggal 1 Mei setiap tahunnya menjadi momentum bagi para pekerja khususnya di Indonesia untuk memperjuangkan haknya.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Buruh Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (SARBUMUSI NU) Kota Langsa, Dafid Suryadi ST, menanggapi persoalan buruh yang sampai hari ini masih hidup dibawah garis kesejahteraan khususnya Kota Langsa.
“May Day ini bukan sekedar peringatan, tapi para buruh harus mengingatkan kembali pemerintah yang sampai hari ini masih mengabaikan nasib para pekerja ini. Padahal mereka ini motor penggerak ekonomi secara nasional, tapi mirisnya kehidupan mereka memprihatikan,” ujar Dafid, Kamis, 1 Mei 2025.
Menurut Dafid, rendahnya pendapatan para pekerja di sektor non formal dan formal, pekerja kebun, pekerja honorer yang bekerja di instasi pemerintah maupun di perusahaan swasta dan lainnya berdampak pada kesenjangan sosial.
Apa lagi saat tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri kelapa sawit maupun pada instansi pemerintah, baik itu BUMN, BUMD dan lainnya.
“Biaya yang tinggi bagi pemenuhan kebutuhan hidup di tampah pemutusan hubungan kerja dapat berefek pada tingginya angka kriminalitas. Ini menjadi salah satu faktor dan pemerintah pusat maupun daerah harus menjadi perhatian,” paparnya.
Karena itu, Dafid mengharapkan khususnya Pemerintah Kota Langsa agar dapat memberikan perhatian yang serius agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat dari kesenjangan sosial ini.
“Sejatinya pemerintah dapat memperhatikan nasib buruh baik skala lokal maupun nasional terlebih yang ada di Kota Langsa ini,” tukas Dafid. [ian]