MediaKontras.id | Warga menilai pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih yang berada di Gampong Birem Puntong, Kecamatan Langsa Baro, lamban dan mengingat waktu pun saat ini kian di penghujung tahun.
Bahkan tampak pembangunan tersebut hanya berkisar 15 hingga 20 persen. Pembangunan itu dikerjakan oleh PT Viola Cipta Mahakarya dengan total anggaran sebesar Rp10.703.510.776, yang bersumber dari APBN tahun 2025.
Pembangunan gampong nelayan merah putih merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang dilaksanakan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
Di plang informasi tertera pekerjaan Kampung Nelayan Merah Putih dengan nomor kontrak B.5263/DJPT.6/PI.420/PPK/IX/2025, tanggal kontrak 11 September 2025, Kontraktor Pelaksana PT Viola Cipta Mahakarya dan Konsultan Pengawas CV Pelita Buana.
“Apabila pekerjaan tersebut tidak dikerjakan dengan cepat dikuatirkan terancam tidak selesai sesuai target,” ujar Andri warga di lokasi pekerjaan.
Kemudian terkait jalan rabat beton pada pinggirnya terjadi keretakan menuju kampung nelayan tersebut yang acap kali dilintasi oleh mobil pengangkut material dengan kapasitas besar juga menjadi sorotan warga.
Informasi di laman SPSE menyebutkan bahwa pihak rekanan juga memiliki tiga lokasi pekerjaan sama di tiga titik diantaranya, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Utara yakni Pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (tiga paket sekaligus —red) dengan total anggaran Rp39.552.598.000,-
Selain itu juga bangunan Kampung Nelayan ini juga yang dibangun secara komplit di areal pinggiran TPI Birem Puntong dimaksud artinya banyak retail bangunan pendukung yang belum terselesaikan.
Sementara itu Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kota Langsa, Banta Ahmad, SSt.Pi, yang dikonfirmasi MediaKontras.id, Selasa, 3 November 2025, mengatakan bahwa pihaknya tidak ada keterlibatan dengan pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih itu kita hanya penerima manfaat saja.
“Kami gak tahu dan tidak ada terlibat dengan pembangunan kampung nelayan itu, semuanya dari Kementrian,” katanya dibalik selularnya.
Terpisah pihak rekanan atau kontraktor, Mutia yang dikonfirmasi via whatsapp menuliskan bahwa tidak benar pekerjaan lamban.
“Warga nggak tau apa-apa, kecuali kerjaan dah satu tahun dan sekarang sudah 40 persen lebih kurang,” tulis Mutia dalam chat balasannya.
Ketika ditanya soal progres pembangunan, Mutia malah menuliskan kembali bahwa,”Coba tanyak sama orang lapangan,” kembali ia tuliskan sembari mengirimkan nomor kontak salah seorang pekerjanya yakni Dayat.
Kemudian untuk sebuah penelusuran MediaKontras.id juga menghubungi Dayat untuk sebuah klarifikasi bahwa pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih ini dan mengatakan pembangunan sudah sampai 40 persen terbangun.
Masih kata Dayat, yang sudah kita buat seperti pos penjagaan, kostorid dan bangunan lainnya dalam proses pembangunan dan kami kira tidak ada yang lamban.
“Sebenarnya kita bisa lebih cepat kerjanya apabila tidak hujan dan yang tersulit ketika air laut pasang,” ulas Dayat.
Lebih lanjut, Dayat juga menjelaskan terkait jalan rabat beton yang pada retak-retak akan di perbaiki sebagaimana mustinya dan kita sudah ajukan ke pihak PPK Belawan agar dibuat baru dengan ukuran lebih lebar serta hal ini sudah dibicarakan kepada geuchik ada dana SSO (perubahan kontrak —red) nya.
“Kita sudah ajukan pembuatan jalan rabat itu ke pihak PPK dan selapis kita sudah bicarakan ke geuchik untuk pembangunan baru jalan bila disetujui, kalaupun tidak pasti pihak kami akan memperbaiki jalan rabat beton itu,” terang Dayat. [ian]






