Mediakontras.Id | Aceh Timur — Mantan Ketua Forum Penulis Kemenag Aceh Timur (FPeKA), Syarifuddin S. Malem, S.Pd.I, M.Pd mendukung tekat Syekh Abdul Mukti, Lc melakukan riset tentang sejarah peradaban Islam Asia Tenggara yang bermula dari Peureulak.

“Saya apresiate dan mendukung sepenuhnya upaya Syekh Mukti melakukan riset mendalam terkait sejarah masuk dan berkembangnya Islam di wilayah Asia Tenggara. Karena hal itu akan menambah khazanah pengetahuan bagi generasi penerus,” ucap H. Syarifuddin menanggapi maksud kunjungan Syekh Mukti di Aula Kantor Camat Peureulak, Rabu 21 Mei 2025.

Syekh Abdul Mukti, Lc adalah alumni Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Langsa yg kemudian melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Meskipun kuliah di jurusan Syari’ah Islam, tapi minatnya mendalami sejarah peradaban Islam tak bisa terbendung. Putra Peudawa Aceh Timur tersebut tertarik mengambil bagian dalam  perjuangan membangun Monumen Islam Asia Tenggara (Monisa) yang tertunda puluhan tahun itu.

Pada kesempatan yang sama, Camat Peureulak, Nasri, SE, MSM juga mengapresiasi pertemuan tersebut sebagai upaya penyamaan persepsi mengenai program aksi dalam rangka mewujudkan Monisa.

“Sebagai pihak-pihak yang memiliki tujuan bersama maka pertemuan ini merupakan ajang penyamaan persepsi. Selanjutnya mari kita berkontribusi sesuai bidang dan keahlian masing-masing dan saling isi mengisi demi suksesnya tujuan tersebut,” tukas Nasri.

Terkait gagasan Syekh Mukti membangun museum yang representatif sebagai wahana informasi bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin mendalami sejarah Kerajaan Islam Peureulak, Nasri pun sangat mendukung.

“Gagasan Syekh Mukti membangun museum itu sangat baik karena sejalan dengan program aksi kita selama ini. Dalam great design Monisa memang memuat museum sebagai salah satu unsur penting,” pungkas Nasri.

Turut hadir pada pertemuan yang penuh keakraban itu antara lain Kepala KUA, Tgk. Subki S.Sos.I, MH, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Itqan Darussalam, Drs. Usman Umar, para anggota Ikatan Keluarga Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an (IRTAQA), dan tokoh masyarakat lainnya.[*]